Alasan kenapa banyak black company di Jepang
Rexy
Halo teman-teman!

Di beberapa post yang lalu, kita pernah membahas tentang ciri-ciri black company di Jepang yang harus teman-teman waspadai saat job hunting di Jepang.
Nah, kali ini kita akan membahas kenapa sih di Jepang ada cukup banyak black company?
Simak baik-baik ya!

1. Sisa orang dari era keemasan Jepang (Japan Golden Age)
Kalian tahu nggak kalau di tahun 1954~1973, tidak lama setelah perang dunia ke-2 berakhir, Jepang mengalami perkembangan ekonomi yang pesat banget sampai-sampai di sebut Japan Golden Age.
Pada era ini, teknologi di Jepang sangat maju, hingga jumlah produksi barang, permintaan konsumen, harga barang, semuanya meningkat drastis.
Bagi Orang Jepang yang merasakan bekerja di zaman itu, pasti mereka akan mengatakan kalau zaman itu serasa surga.
Mereka sebagai pekerja dibayar tinggi sesuai dengan seberapa keras/lama mereka bekerja.
Jadi usaha = besar gaji.
Namun, di zaman sekarang, dimana Jepang sudah tidak sejaya dulu lagi, pegawai tidak dibayar berdasarkan lama/usaha mereka bekerja lagi.
Tentu saja masih ada promosi dan kenaikan gaji apabila kita menuai hasil bagus di perusahaan, tetapi bayaran yang diterima juga sudah tidak sebesar dulu.
Gaji per-bulan sudah ditetapkan, dan apabila kita lembur, bayarannya juga tidak sebesar itu.
Nah, orang-orang lama yang hidup di zaman golden age ini sekarang telah menjadi kelas manajemen dari perusahaan-perusahaan di Jepang.
Beberapa dari mereka masih memiliki mindset bahwa pegawai harus bekerja keras untuk perusahaan, walaupun sebenarnya zaman telah berubah dan bayarannya sudah tidak sebesar dulu lagi.
Karena itulah, mereka kurang bisa menghargai pegawai dan menganggap pegawai kurang bekerja keras!
Sisa-sisa orang ber mindset lama inilah yang menjadi penyebab banyaknya black company di Jepang.

2. Budaya Jepang yang selalu berusaha untuk ""blend in the group""
Jepang seperti yang kalian tahu, termasuk negara dengan cukup banyak bencana alam.
Untuk menghadapi sebuah bencana, semua orang perlu bekerja sama.
Apabila ada seseorang yang egois/semaunya sendiri, maka dia bisa menghambat orang-orang lain.
Sama dengan sebuah perusahaan.
Jepang lebih mengutamakan kepentikan bersama daripada kepentingan individu.
Kalau ada yang semaunya sendiri/seenaknya sendiri, dia biasanya akan dikucilkan/dikeluarkan dari grup.
Karena itu, orang-orang muda takut untuk melawan/beropini kepada yang lebih atas, karena apabila mereka membuat kesalahan, bisa jadi mereka akan dikucilkan dari grup.
Ini membuat orang-orang yang berposisi tinggi bisa berlaku seenaknya terhadap bawahannya.

3. Syarat PHK yang ketat
Di Jepang, syarat perusahaan untuk melakukan PHK terhadap seseorang cukup ketat:
1. Perusahaan harus ada di situasi dimana susah untuk membayar pegawai
2. Pegawai membuat masalah besar atau absen kerja lama tanpa adanya komunikasi
3. Alasan pemecatan harus jelas dan tidak abstrak
Jadi, perusahaan tidak bisa seenaknya memecat pegawai.
Mungkin beberapa orang akan berpikir ""wah enak ya kerja di Jepang nggak bakal dipecat"".
Tapi sebenarnya ini juga merugikan perusahaan sendiri. Kenapa?
Karena orang-orang tua yang sudah berada lama di perusahaan dan sudah tidak se-produktif dulu lagi tetap ada di situ dan hanya menerima gaji saja yang tidak setimpal dengan produktivitasnya!
Perusahaan tidak bisa memecat mereka hanya dengan alasan produktivitas mereka menurun.
Lalu, siapa yang harus mengerjakan pekerjaan mereka?
Orang-orang muda lah yang kena imbas nya.
Mereka harus bekerja lebih keras untuk menajaga performa perusahaan yang bisa jadi menurun karena generasi tua.

4. Persaingan mencari pekerjaan semakin ketat
Sebenarnya lowongan kerja di Jepang masih cukup banyak.
Jepang pun juga membutuhkan orang asing untuk bekerja di Jepang karena populasi Jepang yang semakin menua.
Namun, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan tentunya semakin ketat seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi.
Semakin banyak pekerjaan yang hilang karena sudah digantikan oleh mesin.
Nah, beberapa orang muda yang bekerja di black company bisa menerima ancaman dari atasan mereka, seperti ""Kalau kamu berhenti, belum tentu kamu bisa diterima di perusahaan lain. Kamu harus bersyukur masih saya izinkan bekerja di sini."".
Inilah yang membuat orang-orang muda takut untuk mencari pekerjaan baru dan mau terus diperbudak oleh black company.

5. Permintaan konsumen yang tinggi dengan harga murah
Produksi banyak dan berkualitas tinggi dengan harga yang murah mendorong perusahaan untuk menekan biaya produksi.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah memotong gaji karyawan.
Inilah juga merupakan faktor pendorong eksistensi black company di Jepang.

Demikian beberapa alasan kenapa black company masih eksis di Jepang.
Apabila kamu bingung atau takut terjebak di dalam black company, kamu bisa konsultasikan kondisi job hunting kamu ke kami, WA.SA.Bi.
Kami juga bisa membantu kalian menemukan pekerjaan di Jepang, tentunya di perusahaan yang benar dan memperhatikan karyawan.
Tentu saja, kamu bisa menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan kami.
Kunjungi website kami, https://www.iiwasabi.com/ lalu buat akun dan tekan tombol "contact us" untuk mengirim e-mail kepada kami.

  • 1 WoW